MENDETEKSI PENYAKIT HANYA DENGAN MELIHAT IRIS MATA
analisis organ dalam tubuh melalui citra digital iris mata
IRIDOLOGI
NURI, S.Pd
ID. 114474
PROLOG
Kita tentu berharap dapat menjaga dan
mempertahankan kesehatan tubuh dengan cara yang mudah/sederhana bahkan
menyenangkan. Kita semua tentu memiliki keinginan yang mendasar untuk dapat
memastikan apa yang terjadi di dalam tubuh, tetapi tidak diharap dengan bantuan
peralatan medik yang disertai dengan prosedur yang ribet, biaya tinggi dan
relatif lama menunggu hasilnya. Kita sangat menunggu sarana analisis kesehatan
yang cepat, akurat, aman, nyaman pelaksanaannya dan biaya yang murah.
Iridologi memberikan perspektif
khusus terhadap konsep kesehatan dan praktik pengobatan. Hanya dengan
pengamatan luar tubuh, yaitu memeriksa tanda-tanda iris mata akan dapat diungkapkan kondisi
jaringan, organ dan sistem dalam tubuh, jauh sebelum gejala klinis suatu
penyakit yang dialami seseorang dapat dirasakan atau terdiagnosa dengan metode
konvensional. Metode analisis iridologi sangat sederhana, aman, cepat hasilnya
akurat dan biaya lebih murah. Penerapan analisis iridologi ini akan memberikan
dampak lebih mempesona, terutama dalam rangka mengingatkan pasien (seseorang)
perihal masalah kesehatan yang akan dialami oleh tubuhnya. Implikasi program menyehatkan masyarakat kini dan
masa mendatang akan dapat disiasati secara lebih strategis dengan
disosialisasikannya metode analisis kesehatan dengan penerapan iridologi.
Beberapa pendapat dan hasil penelitian
tentang ketepatan dan kontribusi analisia iridologi
·
Para pakar
iridologi yang terdiri dari para dokter dan praktisi kesehatan mengakui bahwa
Diagram Iridologi ‘Benard Jensen’ yang telah digunakan sebagai pedoman analisis
kesehatan di seluruh penjuru dunia itu, mempunyai tingkat akurasi sekitar 80%.
·
Dr.
Gunter Linderman ( pakar
Iridologi dari Jerman ), dalam suatu study terhadap 640 pasien, menunjukkan
tingkat akurasi analisis Iridologi mencapai 74,4% lebih baik dibandingkan
dengan prosedur diagnosis konvensional.
·
Drn
James Julian dari Kalifornia,
yang berpengalaman praktik selama 37 tahun menyatakan: “Hasil temuan Iridologi punya kesamaan dengan informasi atau data-data
yang dihasilkan dari Laboratorium Medis, Foto Sinar X, serta Medical Record
sang pasien.
·
Dr.
Basil Rifkin, ahli jantung
dari Amerika, belum lama ini mempresentasikan penelitian terhadap 9.000
pasiennya, di depan simposium Asosiasi Jantung Amerika. Hasilnya, pria dibawah
usia 50 tahun yang pada matanya terdapat garis berwarna kuning atau keabu-abuan
yang melingkari iris mata, terbukti lima
kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang bermata
normal
·
Dr. David J.
Pesek Iridolog Amerika, mengatakan: “The
iris and the white of the eye show not only a person’s physical condition but
also his emotional and spiritual state.” (New straits Times, Sept. 1991).
·
Dr.
Paulase John, a naturopath
who uses iridology as diagnostic: “Rather then waiting for blood test or
waiting for any scans, you can tell (patients) straight away you have this
problem; it’s the fastest way of diagnosis.” (Be Positively Powerful, Apr/May 2000. Singapore).
SEKILAS
PERKEMBANGAN SEJARAH IRIDOLOGI
Dari penelusuran cikal bakal sejarah
penemuan kembali Iridologi, dalam literatur medik
antrophologis diketahui bahwa metode Iridologi
sederhana telah diterapkan dalam dunia pengobatan kuno 3.000 tahun yang
lalu di Asia Tengah. Penggunaan pengetahuan ilmiah anatomi tubuh manusia dalam iridologi dirintis
oleh Philip Meyens. Dr. Philip Meyens dalam bukunya “Chiromatica Medica”, Dresden (1670)
menguraikan interkoneksi (adanya hubungan) antara bagian-bagian iris mata dengan organ-organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati , ginjal, limpa, dan
pembuluh darah. Kemudian pada 1786 Christian Haertels di Gottingen menulis disertasi kedokterannya untuk
mengungkap lebih rinci dan mendalam mengenai tanda-tanda pada iris mata dalam
kaitannya dengan organ-organ tubuh. Selanjutnya, disertasi ini dibukukan dengan
judul “ De Ocullo Et Signo” (Mata dan Tanda-Tandanya). Baru seabad kemudian
Iridologi berkembang pesat di Eropa Timur, ditandai dengan terciptanya Diagram Iriologi oleh Dr. Ignatz von Peczely (1826-1911) yang
dibantu rekan dokter dari Swedia, Nils Liljequist.
Ignatz
Von Peczely dari Hungaria (1826-1911).
Ignatz
terinspirasi oleh pengalamannya ketika masih berumur 11 tahun. Saat itu beliau
menemukan burung hantu yang kakinya
patah. Beliau pun memelihara burung tersebut. Ketika mengamati bola mata burung hantu yang kakinya
patah itu, beliau melihar strip hitam
(burung hantu memiliki ciri yang spesifik, yaitu proporsi matanya besar dan
cemerlang, sehingga jika kita mengamatinya, kita akan selalu terpana melihat
matanya). Setelah kakinya sembuh, strip
hitam pada bola mata burung tersebut berubah secara bertnigkat dari strip hitam yang menipis sampai menjadi
garis putih, seiring dengan proses penyembuhan kaki burung hantu tersebut.
Sejalan
dengan pengalaman observasi sederhana mengenai keterkaitan tanda srip hitam pada iris
mata burung hantu dengan cedera
kakinya, pada waktu yang berbeda, Ignatz
von Peczely juga bertemu dengan seseorang yang mempunyai tanda garis strip
pada iris matanya; ternyata orang itu berjalan dengan pincang.
Ignatz von Peczely dewasa yang telah
bekerja sebagai dokter pada rumah sakit bedah berpeluang mengkongkretkan
inspirasi pengalaman masa remajanya perihal iris mata burung hantu ini menjadi
karya ilmiah ditemukannya kembali Ilmu
Iridologi secara ilmiah dan modern. Dibantu oleh rekan sesama dokter Nils Liljequist dari Swedia, Ignatz von
Peczely menciptakan Kartu diagram
Iridologi yang perta
Secara sistematis, organ-organ tubuh, sistem
kelenjar, dan peredaran darah diplot dalam kuadran lingkaran iris mata.
Selanjutnya, pada saat itu hingga puluhan tahun kemudian, Kartu Diagram Iridologi ini digunakan sebagai pedoman dalam praktik Deteksi Iridologis untuk meningkatkan
pengabdian pada dunia kesehatan. Ignatz
von Peczely pun dikenal sebagai Bapak
Penemu Iridologi.
PENGENALAN
IRIDOLOGI
Iridologi adalah ilmu
pengetahuan dan praktik yang
dapat mengungkapkan adanya peradangan (inflamasi), penimbunan toksin dalam
jaringan, bendungan kelenjar
(congestion), dimana lokasinya (pada
organ mana), dan seberapa tingkat
keparahan kondisinya (akut, subakut,
kronis dan degenaratif). Dengan mengamati iris mata, kondisi tubuh
seseorang dapat diketahui, misalnya statusnya
lemah atau kuat, tingkat kesehatan, serta
peralihan menuju keparahan ataupun proses penyembuhan.
Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada
analisis susunan iris mata (=selaput
pelangi). Peran iris mata ini
ibarat layar monitor computer yang dapat memperlihatkan data atau potret
mengenai apa yang terjadi pada seluruh bagian organ tubuh anda. Dengan
demikian, sekian panjang deretan medical
record mengenai kondisi tubuh anda sebetulnya dapat dengan mudah dan cepat diketahui dengan hanya mengintip mata. Mata merupakan penyambung/perpanjangan otak
yang berhubungan langsung dengan dunia luar, semua jaringan saraf yang lain
tersembunyi dalam sistem jaringan yang terlindung di dalam tubuh. Karena saraf otak berhubungan dengan semua bagian
organ tubuh manusia, mata dapat berfungsi sebagai sumber informasi mengenai apa yang terjadi (kondisi) pada setiap bagian organ tubuh anda. Walaupun warna mata manusia berbeda-beda – ada
yang coklat, biru dan variasi dari
dua warna dasar tersebut (warna mata diwariskan melalui gen yang ada di dalam sel-sel pigmentasi melanin) – namun ada satu kesamaan yang penting, yaitu susunan iris mata (lensa, tenunan garis-garis, lekukan garis, lingkaran berwana
di sekeliling iris) merupakan sumber
informasi kondisi kesehatan yang sangat berharga secara iridologis.
Deteksi iridologi pada iris mata
mengenai kondisi organ tubuh dapat terjadi karena dalam iris terdapat sekitar
28.000 serabut saraf yang dihubungkan oleh saraf
autonomic ke seluruh organ tubuh. Saraf
Nervus Opticus pada iris berhubungan dengan otak, dari otak ia melalui saraf
autonomic yang mengontrol seluruh organ tubuh. Jika terjadi gangguan pada
organ, sistem saraf tersebut akan menginformasikannya ke otak. Otak akan memancarkan sinyal atau gelombang energi ke iris mata melalui saraf Nervus, yang selanjutnya akan mempengaruhi struktur anyaman
serabut saraf iris mata. Makin parah gangguan fungsi organ, makin banyak dan
dalam serabut saraf iris yang rusak, bahkan terputus-putus. Dengan demikian,
dari pengamatan deteksi iridologis, tingkat
kerusakan serabut saraf iris mencerminkan intensitas gangguan atau penurunan
fungsi organ tubuh.
YANG DAPAT DIPERLIHATKAN DENGAN DETEKSI IRIDOLOGIS
1.
Adanya kebutuhan zat nutrisi utama yang harus dipenuhi
oleh tubuh.
2.
Yang berhubungan
dengan kelemahan ataupun kondisi yang kuat dari organ, jaringan dan kelenjar.
3.
Kondisi organ yang serius harus segera ditangani
dan dinormalisasikan.
4.
Adanya sejumlah racun yang terdapat dalam
organ, jaringan dan kelenjar.
5.
Tingkat peradangan
dan aktivitas pada jaringan, serta pada organ mana terjadinya.
6.
Lemahnya kerja (kurang aktif) organ-organ perut dalam proses
pencernaan.
7.
Kondisi kejang atau
menggelembungnya suatu organ dalam perut.
8.
Kondisi ketidak-seimbangan mikrobiotik dalam lambung (misalnya kebutuhan yang harus dipenuhi
untuk Acidophilus ).
9.
Menggelantungnya usus melintang
(prolapsus).
10. Peradangan dan
kondisi nervous pada organ perut,
lambung.
11. Indikasi adanya
jaringan beresiko tinggi yang akan menyebabkan penyakit.
12. Terjadinya
tekanan atau kerja berat pada jantung.
13. Tingkat
kelancaran fungsi aneka organ tubuh.
14. Kondisi tenaga
pancaran sistem saraf yang kuat dan melemah.
15. Kondisi yang
diakibatkan oleh berlebihan atau rendahnya aktivitas organ, jaringan dan
kelenjar.
16. Memperlihatkan
bahwa keseluruhan organ saling mempengaruhi, sehingga kondisi tertentu dari
suatu organ dapat menjadi indikasi kondisi organ yang lain.
17. Penyumbatan pada
sistem getah bening.
18.
Kondisi sangat
minimnya penyerapan zat nutrisi.
19.
Kondisi organ, jaringan dan kelenjar yang sangat kekurangan mineral.
20. Daya kerja
pemanfaatan zat nutrisi pada organ-organ tubuh, jaringan dan kelenjar.
21. Indikasi adanya
kelelahan yang berlebihan dan stress mental
maupun fisik dalam tubuh.
22. Kebutuhan
beristirahat untuk membangun kembali daya tahan tubuh.
23. Menunjukkan
adanya area jaringan yang berkaitan dengan gejala penyakit laten (suppressed symptoms).
24. Kecenderungan sexual performance.
25. Adanya pola dari
sifat bawaan/keturunan yang berkaitan dengan kelemahan suatu organ dan
pengaruhnya terhadap organ-organ lain,
jaringan, maupun kelenjar dalam tubuh.
26. Adanya kondisi
yang diperlihatkan akibat dari tindakan (pengobatan) secara medis yang
berlebihan.
27. Menunjukkan
kecenderungan adanya potensi gangguan kesehatan (preclinical stages) misalnya terjadinya diabetes, cardiovascular dan aneka penyakit lainnya.
28. Adanya keracunan
zat yang dikeluarkan dari tanah, air dan udara.
29.
Kemampuan
penyembuhan dan tingkat kesehatan tubuh.
30.
Adanya penumpukan
racun yang dapat terdeteksi sebelum ada penampakan (manifestasi) suatu penyakit yang diakibatkan oleh racun tersebut.
31.
Kelemahan bawaan/keturunan serta pengaruhnya
terhadap sistem saraf, peredaran darah dan
mineralisasi pada tulang.
32.
Pengaruh sifat keturunan terhadap aneka gejala
yang diperlihatkan.
33. Indikasi adanya proses penyembuhan yang meningkat pada organ, jaringan, maupun sistem kelenjar.
34. Problem pada sumsum tulang.
35. Adanya
kecenderungan potensi yang berkaitan dengan sifat kelemahan yang dapat
menimbulkan penyumbatan pembuluh darah balik (vena) pada kaki.
36. Menunjukkan adanya
zat nutrisi yang negatif maupun positif dalam
tubuh.
37. Problem alergi.
38. Menunjukkan
adanya infeksi.
39. Tanda akut dalam deteksi
iris menunjukkan adanya radang
selaput lender yang makin meningkat atau terbentuknya kondisi asam dalam sistem tubuh. Sedangkan tanda sub akut dan kronis mengindikasikan
adanya radang selaput lender yang laten
(telah berlangsung lama).
40. Menyatakan
kondisi pada suatu waktu di dalam jaringan dari seluruh bagian organ tubuh.
41. Memperlihatkan
suasana (mental) dan kesabaran yang
sangat tinggi.
42. Menunjukkan
adanya potensi yang mengarah ke pikun/amnesia.
43. Kondisi yang
diakibatkan oleh polusi lingkungan yang
meracuni tubuh.
44. Memperlihatkan
adanya kelenjar adrenal yang
kelelahan, yang diindikasikan dengan tekanan
darah rendah, kekurangan vitamin C dan hormon
Adrenalin.
45. Daya tahan
terhadap suatu penyakit (resistensi) yang
ditunjukkan adanya sejumlah endapan racun dan dapat diatasi sendiri oleh tubuh.
46. Keterkaitan atau
hubungan yang mencakup suatu gejala penyakit, pengaruhnya terhadap antar organ, jaringan dan kelenjar.
47. Dapat menunjukkan perbedaan terjadinya proses penyembuhan (healing crisis) yang
pesat dengan kondisi kegentingan/krisis dari
suatu penyakit yang sedang diderita (disease crisis).
48. Memperlihatkan
proses kerja penyembuhan dalam tubuh dari segi adanya sifat bawaan keturunan.
49. Memperlihatkan efektivitas suatu tindakan penyembuhan dan kualitas
pancaran sistem saraf dalam tubuh.
50. Memperlihatkan
tanggapan dari suatu perlakuan (treatment),
seberapa baik dan cepat tubuh dapat disembuhkan.
51. Tingkat kesehatan
keseluruhan tubuh secara utuh, yang
merupakan kesatuan dari berbagai struktur.
DETEKSI IRIDOLOGI
TIDAK DAPAT MEMPERLIHATKAN :
- Data medis secara
kuantitatif sebagaimana data test dan analisis laboratorium, misalnya pernyataan angka tensi darah, gula darah, asam
urat, trigliserid, total kolesterol, SGPT, SGOT, dan seterusnya.
- Diagnosis klinis (penentuan
jenis penyakit yang diderita pasien berdasarkan keluhan dan
hasil pemeriksaan fisik).Tanda-tanda iridology tidak dapat
mengetahui/menunjukkan atau memastikan jenis suatu penyakit (misalnya TBC)
yang telah diderita seseorang, namun dapat menunjukkan kondisi kelemahan
organ paru-paru dengan tingkatan-tingkatannya (akut, sub akut, kronis dan
degeneratif).
- Mengidentifikasi tindakan
medikasi apa, dan identifikasi jenis, macam, atau dosis suatu obat yang telah
digunakan dalam tindakan kuratif
(termasuk tidak dapat diketahui apakah seorang wanita menggunakan alat
kontrasepsi ataukah minum pil KB).
- Tidak
dapat menunjukkan adanya spesifikasi
infektan yang menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti kuman,
bakteri, virus, kanker, tumor, dll.
- Tidak dapat mengetahui apakah wanita
sedang berada dalam awal kehamilan, serta jenis kelamin janin yang
dikandungnya.
- Tidak
dapat untuk mengetahui apakah seorang wanita dalam masa subur, pernah
melahirkan bayi sebelumnya, atau seorang gadis masih perawan atau tidak.
- Tidak
dapat menunjukkan penyakit lama yang pernah dideritanya, tindakan operasi
bedah/amputansi organ dalam yang
pernah dialami seorang pasien. Misalnya, seorang pasien sedang menderita
sakit kelamin ketika diperiksa secara Iridologi; iridology yang
memeriksanya tidak akan tahu mengenai penyakit kelaminnya melalui
pengamatan Iridologi.
- Tidak
dapat mengetahui adanya gangguan kesehatan pada gigi, rambut dan kuku.
- Tidak
dapat menunjukkan adanya batu di ginjal, di kandung kemih, di kantong
empedu; adanya tumor atau kanker yang tumbuh di jaringan tertentu.
- Tidak
dapat menunjukkan macam/jenis racun apa yang telah masuk ke dalam tubuh
seseorang.
- Tidak
dapat menunjukkan perilaku masa lalu seorang pasien, kesenangan, kemampuan
dan bakat.
- Pemeriksaan/deteksi
Iridologi tidak dapt dioperasikan terhadap mayat dengan tujuan visum et reportum.
- Bagi
seorang penderita ambient/wasir, jika
ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakitnya, kurang
tepat jika mengajukan pemeriksaan kepada iridology. Terkecuali untuk
mengetahui lebih luas perihal komplikasinya yang berpengaruh terhadap
organ-organ lain, serta kondisi kesehatan keseluruhan tubuh
MEMAHAMI DASAR IRIDOLOGI
A. PEMBAGIAN IRIS
MATA
Iris mata mata manusia dibagi menjadi 7 (tujuh) zona (lingkaran). Masing-masing
zona menggambarkan kondisi organ tubuh tertentu, apakah organ yang bersangkutan
sehat atau mengalami gangguan. Pembagian
ini berlaku baik untuk mata kanan (Right) maupun mata kiri (Left).
Pembagian tujuh zona tersebut adalah sebagai berikut :
- Perut
- Usus
- Jantung, Broncial, Pankreas, Adrenal, Kelenjar
Pitutary (Pitutary Gland), Pundi
Empedu (Kantung Empedu)
- Prostat, Uterus (Rahim), Skelaton (Rangka)
- Otak, Paru-paru, Hati, Spleen, Ginjal, Kelenjar
Thyroid, dll
- Otot-otot, saraf motor limpatik (limpatik dan
peredaran darah)
- Kulit dan Saraf Sensori
Perhatikan gambar
7 Zona Iris mata Sebagai berikut :
B. EMPAT TAHAP
JARINGAN ABNORMAL
Keadaan jaringan
organ tubuh manusia dibagi menjadi 5 (lima)
tahap (tingkat) sebagai berikut :
- Normal
- Acute
- Sub Acute
- Chronic
- Degenerative
STRUKTUR IRIS
0A. NORMAL
Tahap jaringan normal berarti menunjukkan bahwa organ-organ tubuh
tidak mengalami gangguan. Artinya tubuh dalam keadaan sehat. Adapun gangguan
jaringan tubuh dimulai dari tahapan Acute, Sub Acute, Chronic, Degenerative.
B. ACUTE
Apabila fizikal organ tertentu dalam keadaan terlampau aktif ( hiperaktif
), bengkak atau sakit pada masa yang sama, proses penggunaan nutrien yang terlampau tinggi,
ditambah dengan proses pengumpulan toksid yang banyak.
Struktur organ yang bengkak dan terlampau sensitif, ia dinamakan
peringkat acut
C. SUB ACUTE
Jika peringkat acute tidak dirawat dengan baik fisik organ tersebut akan
menjadi kurang aktif, ini adalah disebabkan penerimaan nutrien / zat makanan
yang hampir habis, manakala nutrien baru tidak dijalankan dengan sempurna,
keadaan ini mengakibatkan pengaliran darah semakin lambat, biasanya keadaan ini
akan mengakibatkan fisik organ kurang aktif ataupun penat.
D. CRONIC
Keadaan ini menunjukkan toksin pada organ tersebut tidak dapat keluar
daripadanya dan mulai berkumpul atau tersumbat diantara ruangan sel. Ini akan
mengakibatkan kematian sel organ, seterusnya proses penggantian sel baru tidak
dapat dijalankan dengan lancar
E. DEGENERATIVE
Kematian sel yang lebih parah, keadaan degenerative merupakan peringkat
yang paling buruk bagi organ. Masalah ini amat sukar diatasi ataupun memerlukan
waktu yang lama untuk disembuhkan, disamping itu keadaan ini membawa maksud
organ tidak dapat menjalankan tugas dan mungkin akan mengganggu sistem tubuh
yang lain
TIGA KEADAAN LUKA
Selain
melihat tahapan kelemahan pada organ yang ditunjukkan pada iris, kita juga bisa
mengetahui tingkat kerusakan atau gangguan pada organ tubuh dengan memperhatikan
keadaan luka yang ditunjukkan oleh anak mata (iris).
Keadaan luka pada iris tersebut dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
a. Luka tertutup
b. Luka terbuka
c. Tanda penyembuhan
Luka
Tertutup (Closed Losion)
Keadaan
menunjukkan kelemahan pada setiap bagian tubuh. Persediaan Nutrisi dan oksigen
tidak sampai, menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan tubuh. Kondisi ini
sangat berhubungan dengan peredaran darah yang tidak baik.
Luka Terbuka (Open Lesion)
Pada kondisi
ini lebih besar kemungkinan untuk sembuh
walaupun terdapat kelemahan, karena peredaran darah telah sampai kejaringan
yang lemah.
Tanda Penyembuhan
Tanda
penyembuhan menunjukkan telah berlakunya penyembuhan.
MENENTUKAN TUBUH YANG KUAT ATAU LEMAH
Kondisi kuat
ataupun lemah dapat diketahui dengan memperhatikan serat-serat yang terdapat
pada iris mata. Serat iris yang lurus dan rapat, menunjukkan kondisi tubuh yang
kuat (sehat). Apabila serat nampak semakin longgar atau warnanya semakin gelap,
maka kondisi tubuh semakin lemah.
Saya
yakin terhadap Iridologi sebagai “mata” penyembuhan alami, jendela
pemahaman seluruh perspektif kesehatan yang utuh.
Saya
yakin terhadap Iridologi sebagai sarana yang handal dan akurat untuk
menilai kondisi yang terjadi dalam tubuh. Jika kita mengetahui sesuatu sedang
terjadi atau akan terjadi di dalam tubuh, kita dapat memprogram, mengatur
sikap, dan menentukan keputusan yang tepat untuk mendapatkan kesehatan yang terbaik.
Saya
yakin terhadap Iridologi sebagai deteksi dan analisis yang sangat
bermanfaat untuk program pengobatan atau untuk memantau dan mengevaluasi
progress fungsi terapi.
Saya
yakin terhadap Iriologi sebagai satu-satunya analisis yang dapat
mengungkapkan kejadian sebelum gejala muncul dan menunjukkan kondisi kelainan
yang memungkinkan tindakan antisipasi secara preventif agar terhindar dari
gejala yang menyebabkan keadaan sakit.
Saya
yakin terhadap Iridologi sebagai alat terbaik untuk menunjukkan nilai
pilihan pola hidup sehat seutuhnya dan perencanaan penyembuhan preventif yang
paling sempurna.
Saya
yakin terhadap Iridologi dan Nutrisi sebagai “bintang kembar” penuntun
yang mewujudkan profesi baru dan akan membawa perasaan senang bagi dokter dan
pasiennya.
Dr. Bernard Jensen, Ph.D.