Senin, 24 Oktober 2011

Iridologi

MENDETEKSI PENYAKIT HANYA DENGAN MELIHAT IRIS MATA
analisis organ dalam tubuh melalui citra digital iris mata

 


IRIDOLOGI
NURI, S.Pd
ID. 114474


PROLOG

         Kita tentu berharap dapat menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh dengan cara yang mudah/sederhana bahkan menyenangkan. Kita semua tentu memiliki keinginan yang mendasar untuk dapat memastikan apa yang terjadi di dalam tubuh, tetapi tidak diharap dengan bantuan peralatan medik yang disertai dengan prosedur yang ribet, biaya tinggi dan relatif lama menunggu hasilnya. Kita sangat menunggu sarana analisis kesehatan yang cepat, akurat, aman, nyaman pelaksanaannya dan biaya yang murah.
         Iridologi memberikan perspektif khusus terhadap konsep kesehatan dan praktik pengobatan. Hanya dengan pengamatan luar tubuh, yaitu memeriksa tanda-tanda  iris mata akan dapat diungkapkan kondisi jaringan, organ dan sistem dalam tubuh, jauh sebelum gejala klinis suatu penyakit yang dialami seseorang dapat dirasakan atau terdiagnosa dengan metode konvensional. Metode analisis iridologi sangat sederhana, aman, cepat hasilnya akurat dan biaya lebih murah. Penerapan analisis iridologi ini akan memberikan dampak lebih mempesona, terutama dalam rangka mengingatkan pasien (seseorang) perihal masalah kesehatan yang akan dialami oleh tubuhnya. Implikasi program menyehatkan masyarakat kini dan masa mendatang akan dapat disiasati secara lebih strategis dengan disosialisasikannya metode analisis kesehatan dengan penerapan iridologi.
Beberapa pendapat dan hasil penelitian tentang ketepatan dan kontribusi analisia iridologi
·         Para pakar iridologi yang terdiri dari para dokter dan praktisi kesehatan mengakui bahwa Diagram Iridologi ‘Benard Jensen’ yang telah digunakan sebagai pedoman analisis kesehatan di seluruh penjuru dunia itu, mempunyai tingkat akurasi sekitar 80%.
·         Dr. Gunter Linderman ( pakar Iridologi dari Jerman ), dalam suatu study terhadap 640 pasien, menunjukkan tingkat akurasi analisis Iridologi mencapai 74,4% lebih baik dibandingkan dengan prosedur diagnosis konvensional.
·         Drn James Julian dari Kalifornia, yang berpengalaman praktik selama 37 tahun menyatakan: “Hasil temuan Iridologi punya kesamaan dengan informasi atau data-data yang dihasilkan dari Laboratorium Medis, Foto Sinar X, serta Medical Record sang pasien.
·         Dr. Basil Rifkin, ahli jantung dari Amerika, belum lama ini mempresentasikan penelitian terhadap 9.000 pasiennya, di depan simposium Asosiasi Jantung Amerika. Hasilnya, pria dibawah usia 50 tahun yang pada matanya terdapat garis berwarna kuning atau keabu-abuan yang melingkari iris mata, terbukti lima kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang bermata normal
·         Dr. David J. Pesek Iridolog Amerika, mengatakan: “The iris and the white of the eye show not only a person’s physical condition but also his emotional and spiritual state.” (New straits Times, Sept. 1991).
·         Dr. Paulase John, a naturopath who uses iridology as diagnostic: “Rather then waiting for blood test or waiting for any scans, you can tell (patients) straight away you have this problem; it’s the fastest way of diagnosis.” (Be Positively Powerful, Apr/May 2000. Singapore).

SEKILAS PERKEMBANGAN SEJARAH IRIDOLOGI

         Dari penelusuran cikal bakal sejarah penemuan kembali Iridologi, dalam literatur medik antrophologis diketahui bahwa metode Iridologi sederhana telah diterapkan dalam dunia pengobatan kuno 3.000 tahun yang lalu di Asia Tengah. Penggunaan pengetahuan ilmiah anatomi tubuh manusia dalam iridologi dirintis oleh Philip Meyens. Dr. Philip Meyens dalam bukunya  “Chiromatica Medica”, Dresden (1670) menguraikan interkoneksi (adanya hubungan) antara bagian-bagian iris mata dengan organ-organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati , ginjal, limpa, dan pembuluh darah. Kemudian pada 1786 Christian Haertels di Gottingen  menulis disertasi kedokterannya untuk mengungkap lebih rinci dan mendalam mengenai tanda-tanda pada iris mata dalam kaitannya dengan organ-organ tubuh. Selanjutnya, disertasi ini dibukukan dengan judul “ De Ocullo Et Signo” (Mata dan Tanda-Tandanya). Baru seabad kemudian Iridologi berkembang pesat di Eropa Timur, ditandai dengan terciptanya Diagram Iriologi oleh Dr. Ignatz von Peczely (1826-1911) yang dibantu rekan dokter dari Swedia, Nils Liljequist.

Ignatz Von Peczely dari Hungaria (1826-1911).
       Ignatz terinspirasi oleh pengalamannya ketika masih berumur 11 tahun. Saat itu beliau menemukan burung hantu yang kakinya patah. Beliau pun memelihara burung tersebut. Ketika mengamati bola mata burung hantu yang kakinya patah itu, beliau melihar strip hitam (burung hantu memiliki ciri yang spesifik, yaitu proporsi matanya besar dan cemerlang, sehingga jika kita mengamatinya, kita akan selalu terpana melihat matanya). Setelah kakinya sembuh, strip hitam  pada bola mata burung tersebut berubah secara bertnigkat dari strip hitam yang menipis sampai menjadi garis putih, seiring dengan proses penyembuhan kaki  burung hantu tersebut.
       Sejalan dengan pengalaman observasi sederhana mengenai keterkaitan tanda srip hitam pada iris mata burung hantu dengan cedera kakinya, pada waktu yang berbeda, Ignatz von Peczely juga bertemu dengan seseorang yang mempunyai tanda garis strip pada iris matanya; ternyata orang itu berjalan dengan pincang.
        Ignatz von Peczely dewasa yang telah bekerja sebagai dokter pada rumah sakit bedah berpeluang mengkongkretkan inspirasi pengalaman masa remajanya perihal iris mata burung hantu ini menjadi karya  ilmiah ditemukannya kembali Ilmu Iridologi  secara ilmiah dan modern.  Dibantu oleh rekan sesama dokter Nils Liljequist dari Swedia, Ignatz von Peczely menciptakan Kartu diagram Iridologi yang perta
        Secara sistematis, organ-organ tubuh, sistem kelenjar, dan peredaran darah diplot dalam kuadran lingkaran iris mata. Selanjutnya, pada saat itu hingga puluhan tahun kemudian, Kartu Diagram Iridologi ini digunakan sebagai pedoman dalam praktik Deteksi Iridologis untuk meningkatkan pengabdian pada dunia kesehatan. Ignatz von Peczely pun dikenal sebagai Bapak Penemu Iridologi.

PENGENALAN IRIDOLOGI
   Iridologi adalah ilmu pengetahuan dan praktik yang dapat mengungkapkan adanya peradangan (inflamasi), penimbunan toksin dalam jaringan, bendungan kelenjar (congestion), dimana lokasinya (pada organ mana), dan seberapa tingkat keparahan kondisinya (akut, subakut, kronis dan degenaratif). Dengan mengamati iris mata, kondisi tubuh seseorang dapat diketahui, misalnya statusnya lemah atau kuat, tingkat kesehatan, serta peralihan menuju keparahan ataupun proses penyembuhan.
        Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata (=selaput pelangi). Peran iris mata ini ibarat layar monitor computer yang dapat memperlihatkan data atau potret mengenai apa yang terjadi pada seluruh bagian organ tubuh anda. Dengan demikian, sekian panjang deretan medical record mengenai kondisi tubuh anda sebetulnya dapat dengan mudah dan cepat diketahui dengan hanya mengintip mata. Mata merupakan penyambung/perpanjangan otak yang berhubungan langsung dengan dunia luar, semua jaringan saraf yang lain tersembunyi dalam sistem jaringan yang terlindung di dalam tubuh. Karena saraf otak berhubungan dengan semua bagian organ tubuh manusia, mata dapat berfungsi sebagai sumber informasi mengenai apa yang terjadi (kondisi) pada setiap bagian organ tubuh anda. Walaupun warna mata manusia berbeda-beda – ada yang coklat, biru dan variasi dari dua warna dasar tersebut (warna mata diwariskan melalui gen yang ada di dalam sel-sel pigmentasi melanin) – namun ada satu kesamaan yang penting, yaitu susunan iris mata (lensa, tenunan garis-garis, lekukan garis, lingkaran berwana di sekeliling iris) merupakan sumber informasi kondisi kesehatan yang sangat berharga secara iridologis.
           Deteksi iridologi pada iris mata mengenai kondisi organ tubuh dapat terjadi karena dalam iris terdapat sekitar 28.000 serabut saraf yang dihubungkan oleh saraf autonomic ke seluruh organ tubuh. Saraf Nervus Opticus pada iris berhubungan dengan otak, dari otak ia melalui saraf autonomic yang mengontrol seluruh organ tubuh. Jika terjadi gangguan pada organ, sistem saraf tersebut akan menginformasikannya ke otak. Otak akan memancarkan sinyal atau gelombang energi ke iris mata melalui saraf Nervus, yang selanjutnya akan mempengaruhi struktur anyaman serabut saraf iris mata. Makin parah gangguan fungsi organ, makin banyak dan dalam serabut saraf iris yang rusak, bahkan terputus-putus. Dengan demikian, dari pengamatan deteksi iridologis, tingkat kerusakan serabut saraf iris mencerminkan intensitas gangguan atau penurunan fungsi organ tubuh.
YANG DAPAT DIPERLIHATKAN DENGAN DETEKSI IRIDOLOGIS
1.      Adanya kebutuhan zat nutrisi utama yang harus dipenuhi oleh tubuh.
2.      Yang berhubungan dengan kelemahan ataupun kondisi yang kuat dari organ, jaringan dan kelenjar.
3.      Kondisi organ yang serius harus segera ditangani dan dinormalisasikan.
4.      Adanya sejumlah racun yang terdapat dalam organ, jaringan dan kelenjar.
5.      Tingkat peradangan dan aktivitas pada jaringan, serta pada organ mana terjadinya.
6.      Lemahnya kerja (kurang aktif) organ-organ perut dalam proses pencernaan.
7.      Kondisi  kejang atau menggelembungnya suatu organ dalam perut.
8.      Kondisi ketidak-seimbangan mikrobiotik dalam lambung (misalnya kebutuhan yang harus dipenuhi untuk Acidophilus ).
9.      Menggelantungnya usus melintang (prolapsus).
10.  Peradangan dan kondisi nervous pada organ perut, lambung.
11.  Indikasi adanya jaringan beresiko tinggi yang akan menyebabkan penyakit.
12.  Terjadinya tekanan atau kerja berat pada jantung.
13.  Tingkat kelancaran fungsi aneka organ tubuh.
14.  Kondisi tenaga pancaran sistem saraf yang kuat dan melemah.
15.  Kondisi yang diakibatkan oleh berlebihan atau rendahnya aktivitas organ, jaringan dan kelenjar.
16.  Memperlihatkan bahwa keseluruhan organ saling mempengaruhi, sehingga kondisi tertentu dari suatu organ dapat menjadi indikasi kondisi organ yang lain.
17.  Penyumbatan pada sistem getah bening.
18.  Kondisi sangat minimnya penyerapan zat nutrisi.
19.  Kondisi organ, jaringan dan kelenjar yang sangat kekurangan mineral.
20.  Daya kerja pemanfaatan zat nutrisi pada organ-organ tubuh, jaringan dan kelenjar.
21.  Indikasi adanya kelelahan yang berlebihan dan stress mental maupun fisik dalam tubuh.
22.  Kebutuhan beristirahat untuk membangun kembali daya tahan tubuh.
23.  Menunjukkan adanya area jaringan yang berkaitan dengan gejala penyakit laten (suppressed symptoms).
24.  Kecenderungan sexual performance.
25.  Adanya pola dari sifat bawaan/keturunan yang berkaitan dengan kelemahan suatu organ dan pengaruhnya terhadap organ-organ lain, jaringan, maupun kelenjar  dalam tubuh.
26.  Adanya kondisi yang diperlihatkan akibat dari tindakan (pengobatan) secara medis yang berlebihan.
27.  Menunjukkan kecenderungan adanya potensi gangguan kesehatan (preclinical stages) misalnya terjadinya diabetes, cardiovascular dan aneka penyakit lainnya.
28.  Adanya keracunan zat yang dikeluarkan dari tanah, air dan udara.
29.  Kemampuan penyembuhan dan tingkat kesehatan tubuh.
30.  Adanya penumpukan racun yang dapat terdeteksi sebelum ada penampakan (manifestasi) suatu penyakit yang diakibatkan oleh racun tersebut.
31.  Kelemahan bawaan/keturunan serta pengaruhnya terhadap sistem saraf, peredaran darah dan mineralisasi pada tulang.
32.  Pengaruh sifat keturunan terhadap aneka gejala yang diperlihatkan.
33.  Indikasi adanya proses penyembuhan yang meningkat pada organ, jaringan, maupun sistem kelenjar.
34.  Problem pada sumsum tulang.
35.  Adanya kecenderungan potensi yang berkaitan dengan sifat kelemahan yang dapat menimbulkan penyumbatan pembuluh darah balik (vena) pada kaki.
36.  Menunjukkan adanya zat nutrisi yang negatif maupun positif dalam tubuh.
37.  Problem alergi.
38.  Menunjukkan adanya infeksi.
39.  Tanda akut dalam deteksi iris menunjukkan adanya radang selaput lender yang makin meningkat atau terbentuknya kondisi asam dalam sistem tubuh. Sedangkan tanda sub akut dan kronis mengindikasikan adanya radang selaput lender yang laten (telah berlangsung lama).
40.  Menyatakan kondisi pada suatu waktu di dalam jaringan dari seluruh bagian organ tubuh.
41.  Memperlihatkan suasana (mental) dan kesabaran yang sangat tinggi.
42.  Menunjukkan adanya potensi yang mengarah ke pikun/amnesia.
43.  Kondisi yang diakibatkan oleh polusi lingkungan yang meracuni tubuh.
44.  Memperlihatkan adanya kelenjar adrenal yang kelelahan, yang diindikasikan dengan tekanan darah rendah, kekurangan vitamin C dan hormon Adrenalin.
45.  Daya tahan terhadap suatu penyakit (resistensi) yang ditunjukkan adanya sejumlah endapan racun dan dapat diatasi sendiri oleh tubuh.
46.  Keterkaitan atau hubungan yang mencakup suatu gejala penyakit, pengaruhnya terhadap antar organ, jaringan dan kelenjar.
47.   Dapat menunjukkan perbedaan terjadinya proses penyembuhan (healing crisis) yang pesat dengan kondisi kegentingan/krisis dari suatu penyakit yang sedang diderita (disease crisis).
48.  Memperlihatkan proses kerja penyembuhan dalam tubuh dari segi adanya sifat bawaan keturunan.
49.  Memperlihatkan efektivitas suatu tindakan penyembuhan dan kualitas pancaran sistem saraf dalam tubuh.
50.  Memperlihatkan tanggapan dari suatu perlakuan (treatment), seberapa baik dan cepat tubuh dapat disembuhkan.
51.  Tingkat kesehatan keseluruhan tubuh secara utuh, yang merupakan kesatuan dari berbagai struktur.
DETEKSI  IRIDOLOGI  TIDAK DAPAT  MEMPERLIHATKAN :
  1. Data medis secara kuantitatif sebagaimana data test dan analisis laboratorium, misalnya pernyataan angka tensi darah, gula darah, asam urat, trigliserid, total kolesterol, SGPT, SGOT, dan seterusnya.
  2. Diagnosis klinis (penentuan jenis penyakit yang diderita pasien berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan fisik).Tanda-tanda iridology tidak dapat mengetahui/menunjukkan atau memastikan jenis suatu penyakit (misalnya TBC) yang telah diderita seseorang, namun dapat menunjukkan kondisi kelemahan organ paru-paru dengan tingkatan-tingkatannya (akut, sub akut, kronis dan degeneratif).
  3. Mengidentifikasi tindakan medikasi apa, dan identifikasi jenis, macam, atau dosis suatu obat yang telah digunakan dalam tindakan kuratif (termasuk tidak dapat diketahui apakah seorang wanita menggunakan alat kontrasepsi ataukah minum pil KB).
  4. Tidak dapat menunjukkan adanya spesifikasi infektan yang menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti kuman, bakteri, virus, kanker, tumor, dll.
  5.  Tidak dapat mengetahui apakah wanita sedang berada dalam awal kehamilan, serta jenis kelamin janin yang dikandungnya.
  6. Tidak dapat untuk mengetahui apakah seorang wanita dalam masa subur, pernah melahirkan bayi sebelumnya, atau seorang gadis masih perawan atau tidak.
  7. Tidak dapat menunjukkan penyakit lama yang pernah dideritanya, tindakan operasi bedah/amputansi organ dalam yang pernah dialami seorang pasien. Misalnya, seorang pasien sedang menderita sakit kelamin ketika diperiksa secara Iridologi; iridology yang memeriksanya tidak akan tahu mengenai penyakit kelaminnya melalui pengamatan Iridologi.
  8. Tidak dapat mengetahui adanya gangguan kesehatan pada gigi, rambut dan kuku.
  9. Tidak dapat menunjukkan adanya batu di ginjal, di kandung kemih, di kantong empedu; adanya tumor atau kanker yang tumbuh di jaringan tertentu.
  10. Tidak dapat menunjukkan macam/jenis racun apa yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang.
  11. Tidak dapat menunjukkan perilaku masa lalu seorang pasien, kesenangan, kemampuan dan bakat.
  12. Pemeriksaan/deteksi Iridologi tidak dapt dioperasikan terhadap mayat dengan tujuan visum et reportum.
  13. Bagi seorang penderita ambient/wasir, jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakitnya, kurang tepat jika mengajukan pemeriksaan kepada iridology. Terkecuali untuk mengetahui lebih luas perihal komplikasinya yang berpengaruh terhadap organ-organ lain, serta kondisi kesehatan keseluruhan tubuh
MEMAHAMI DASAR IRIDOLOGI
A. PEMBAGIAN IRIS MATA
Iris mata mata manusia  dibagi menjadi 7 (tujuh) zona (lingkaran). Masing-masing zona menggambarkan kondisi organ tubuh tertentu, apakah organ yang bersangkutan sehat atau mengalami gangguan. Pembagian ini berlaku baik untuk mata kanan (Right) maupun mata kiri (Left).

Pembagian tujuh zona tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Perut
  2. Usus
  3. Jantung, Broncial, Pankreas, Adrenal, Kelenjar Pitutary (Pitutary Gland), Pundi Empedu (Kantung Empedu)
  4. Prostat, Uterus (Rahim), Skelaton (Rangka)
  5. Otak, Paru-paru, Hati, Spleen, Ginjal, Kelenjar Thyroid, dll
  6. Otot-otot, saraf motor limpatik (limpatik dan peredaran darah)
  7. Kulit dan Saraf Sensori
Perhatikan gambar 7 Zona Iris mata Sebagai berikut :

B. EMPAT TAHAP JARINGAN ABNORMAL
Keadaan jaringan organ tubuh manusia dibagi menjadi 5 (lima) tahap (tingkat) sebagai berikut :
  1. Normal
  2. Acute
  3. Sub Acute
  4. Chronic
  5. Degenerative

STRUKTUR IRIS
0A. NORMAL
Tahap jaringan normal berarti menunjukkan bahwa organ-organ tubuh tidak mengalami gangguan. Artinya tubuh dalam keadaan sehat. Adapun gangguan jaringan tubuh dimulai dari tahapan Acute, Sub Acute, Chronic, Degenerative.
B. ACUTE
Apabila fizikal organ tertentu dalam keadaan terlampau aktif ( hiperaktif ), bengkak atau sakit pada masa yang sama, proses  penggunaan nutrien yang terlampau tinggi, ditambah dengan proses pengumpulan toksid yang banyak.
Struktur organ yang bengkak dan terlampau sensitif, ia dinamakan peringkat acut
C. SUB ACUTE
Jika peringkat acute tidak dirawat dengan baik fisik organ tersebut akan menjadi kurang aktif, ini adalah disebabkan penerimaan nutrien / zat makanan yang hampir habis, manakala nutrien baru tidak dijalankan dengan sempurna, keadaan ini mengakibatkan pengaliran darah semakin lambat, biasanya keadaan ini akan mengakibatkan fisik organ kurang aktif ataupun penat.
D. CRONIC
Keadaan ini menunjukkan toksin pada organ tersebut tidak dapat keluar daripadanya dan mulai berkumpul atau tersumbat diantara ruangan sel. Ini akan mengakibatkan kematian sel organ, seterusnya proses penggantian sel baru tidak dapat dijalankan dengan lancar
E. DEGENERATIVE
Kematian sel yang lebih parah, keadaan degenerative merupakan peringkat yang paling buruk bagi organ. Masalah ini amat sukar diatasi ataupun memerlukan waktu yang lama untuk disembuhkan, disamping itu keadaan ini membawa maksud organ tidak dapat menjalankan tugas dan mungkin akan mengganggu sistem tubuh yang lain

TIGA KEADAAN LUKA
Selain melihat tahapan kelemahan pada organ yang ditunjukkan pada iris, kita juga bisa mengetahui tingkat kerusakan atau gangguan pada organ tubuh dengan memperhatikan keadaan luka yang ditunjukkan oleh anak mata (iris).
Keadaan luka pada iris tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
a.       Luka tertutup
b.      Luka terbuka
c.       Tanda penyembuhan
Luka Tertutup  (Closed Losion)
Keadaan menunjukkan kelemahan pada setiap bagian tubuh. Persediaan Nutrisi dan oksigen tidak sampai, menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan tubuh. Kondisi ini sangat berhubungan dengan peredaran darah yang tidak baik.
Luka Terbuka (Open Lesion)
Pada kondisi ini  lebih besar kemungkinan untuk sembuh walaupun terdapat kelemahan, karena peredaran darah telah sampai kejaringan yang lemah.
Tanda Penyembuhan
Tanda penyembuhan menunjukkan telah berlakunya penyembuhan.
MENENTUKAN TUBUH YANG KUAT ATAU LEMAH
Kondisi kuat ataupun lemah dapat diketahui dengan memperhatikan serat-serat yang terdapat pada iris mata. Serat iris yang lurus dan rapat, menunjukkan kondisi tubuh yang kuat (sehat). Apabila serat nampak semakin longgar atau warnanya semakin gelap, maka kondisi tubuh semakin lemah.

SAYA YAKIN
Saya yakin terhadap Iridologi sebagai “mata” penyembuhan alami, jendela pemahaman seluruh perspektif kesehatan yang utuh.
Saya yakin terhadap Iridologi sebagai sarana yang handal dan akurat untuk menilai kondisi yang terjadi dalam tubuh. Jika kita mengetahui sesuatu sedang terjadi atau akan terjadi di dalam tubuh, kita dapat memprogram, mengatur sikap, dan menentukan keputusan yang tepat untuk mendapatkan kesehatan yang terbaik.
Saya yakin terhadap Iridologi sebagai deteksi dan analisis yang sangat bermanfaat untuk program pengobatan atau untuk memantau dan mengevaluasi progress fungsi terapi.
Saya yakin terhadap Iriologi sebagai satu-satunya analisis yang dapat mengungkapkan kejadian sebelum gejala muncul dan menunjukkan kondisi kelainan yang memungkinkan tindakan antisipasi secara preventif agar terhindar dari gejala yang menyebabkan keadaan sakit.
Saya yakin terhadap Iridologi sebagai alat terbaik untuk menunjukkan nilai pilihan pola hidup sehat seutuhnya dan perencanaan penyembuhan preventif yang paling sempurna.
Saya yakin terhadap Iridologi dan Nutrisi sebagai “bintang kembar” penuntun yang mewujudkan profesi baru dan akan membawa perasaan senang bagi dokter dan pasiennya.
Dr. Bernard Jensen, Ph.D.



 

1 komentar:

  1. Casino Games: A Full Review of the best slots - Yogonet
    When you start playing online w88 com login casino games, 블랙 잭 게임 you will have to op 사이트 learn how to play a game from 총판 a 프라하사이트 top gambling establishment.

    BalasHapus